Jumat, 22 November 2019

ANTIKONVULSI ( KIMIA MEDISINAL )


ANTIKONVULSI

Sejarah obat Antikonvulsi pertama yang dipakai untuk mengobat serangan kejang ialah  fenitoin, suatu hidantoin yang ditemukan pada tahun 1938 hingga  sampai saat ini masih dipakai untuk mengendalikan serangan kejang ( Kee dan Hayes, 1996).

Antikonvulsan Merupakan suatu aktivitas yang diberikan oleh senyawa tertentu yang dapat mengobati suatu penyakit yang memiliki gejala kejang seperti epilepsy (Alfathan dan Wathoni, 2019). Antikonvulsi (antikejang) digunakan untuk mencegah atau mengobti epilepsi dan bangkitan non-epilesi. Anti Konvulsi merupakan golongan obat yang identik dan sering hanya digunakan pada kasus-kasus kejang karena epileptik. Golongan obat ini lebih tepat dinamakan Anti Epilepsi ( Tjay dan Rahardja, 2007). 

Mekanisme kerja terjadinya epilepsi telah dikemukakan satu abad yang lalu oleh John Hughlings Jackson, bapak epilepsi modern. Pada fokus epilepsi di korteks serebri terjadi letupan yang timbul kadang-kadang, secara tiba-tiba, berlebihan dan cepat,letupan ini menjadi bangkitan umum bila neuron normal di sekitarnya terkena pengaruh letupan tersebut. Adanya letupan  depolarisasi abnormal yang menjadi dasar diagnosis diferensial epilepsi memang dapat dibuktikan (Gunawan, 2007).

Menurut Gunawan (2007), Obat antikonvulsi terbagi menjadi 8 golongan. Empat golongan antikonvulsi mempunyai rumus dengan inti berbetuk cincin yang mirip satu sama lain yaitu golongan hidantoin, barbiturate, suksinimid dan oksazolidindion. Berikut merupakan 8 golongan an tikonvulsi :
·         Golongan hidantion
·         Golongan barbiturate
·         Golongan oksazolidindion / Trimetadion
·         Golongan suksinimid
·         Golongan karbamazepin
·         Golongan benzodiazepine
·         Golongan asam valproate
 Golongan gabapentin/ Pregabalin

Rumusan Masalah :
1. kenapa sampai sekarang fenitoin masih digunakan sebagai pengendalikan serangan kejang ?
2. Bagaimana interaksi obat antikonvulsan?
3. Bagaimana mekanisme kerja obat dan efek samping dari obat antikonvulsan?

DAFTAR PUSTKA
Fathan, P dan N. Wathoni. 2019. Review Artikel: Metode Pengujian Aktivitas Antikonvulsan Sebagai Skrining Pengobatan Epilepsi. Jurnal Farmaka. 17(2) :143-149. 
Gunawan, S. G. 2007. Farmakologi dan Terapi. Universitas Indonesia, Jakarta.
Kee, J. 1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. EGC, Jakarta.


6 komentar:

  1. Assalamualaikum, saya akan mencoba menjawab soal nomor 1, menurut saya fenitoin ini merupakan sediaan yang paling sedikit efek toksiknya, sedikit efeknya terhadap sedasi umum, dan juga tidak menimbulkan adiksi. Tetapi, obat ini tidak diperbolehkan dipakai selama kehamilan karena dapat menimbulkan efek teratogenik pada janin. Sekian, semoga dapat membantu.

    BalasHapus
  2. Saya mencoba untuk menjawab pertanyaan no 2 interaksi Antikonvulsan – Depresan lain
    Antikonvulsan adalah depresan SSP. Senyawa ini menekan atau mengurangi fungsi seperti koordinasi dan kewaspadaan. depresi atau kegagalan berlebihan dapat terjadi jika anti konvulsan digunakan bersama depresan SSP lain. Akibatnya : mengantuk, pusing, kehilangan koordinasi motorik dan kewaspadaan mental. Pada keaadaan parah timbul kegagalan peredaran darah dan gangguan ungsi pernafasan, menyebabkan koma dan kematian.

    BalasHapus
  3. Baiklah, disini saya akan mencoba menjawab soal yg no. 3. Dimana, mekanisme kerja obat anti konvulsi berprinsip bekerja untuk menghambat proses penyebaran kejang dan menghambat inihiasi,adapun mekanismenya adalah sebagai berikut:
    1. Modulasi voltage-gated ion channels, termasuk natrium(Na+),kalsium(Ca+)dan kalium(k)
    2.Peningkatan inhibisi GABA melalui efek pada reseptor GABA-A, transporter GAT-1 GABA, atau GABA transaminase
    3.Modulasi langsung terhadap pelepasan sinaptik
    4.Inhibisi sinap eksitasi melalui reseptor glutamat ionotropik termasuk reseptor AMPA.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baiklah kk akan mencoba menjawab nomor 2 Antikonvulsan adalah obat yang digunakan untuk mengembalikan kestabilan rangsangan sel saraf sehingga dapat mencegah atau mengatasi kejang. Selain mengatasi kejang, antikonvulsan juga digunakan untuk meredakan nyeri akibat gangguan saraf (neuropati) atau mengobati gangguan bipolar.

      Hapus
  4. Hallo kak eva, saya mencoba menjawab yg no 3 untuk efek sampingnya yaitu:
    -Jumlah sel darah putih dan sel darah merah berkurang
    -Ruam kulit
    -Tenang
    -Pembengkakan gusi
    -Penambahan berat badan

    BalasHapus
  5. Baiklah Kk mencoba menjawab pertanyaan no Mor 2 Yaitu Antikonvulsan adalah obat yang digunakan untuk mengembalikan kestabilan rangsangan sel saraf sehingga dapat mencegah atau mengatasi kejang. Selain mengatasi kejang, antikonvulsan juga digunakan untuk meredakan nyeri akibat gangguan saraf (neuropati) atau mengobati gangguan bipolar.

    BalasHapus